Cara Kabupaten Semarang Mendatangkan Investor Dan Mengikis Popularitas Kota Semarang

Bisnishotel, SEMARANG – Tak dapat dipungkiri nama besar Kota Semarang terlalu popular, dan mampu mengaburkan popularitas daerah yang berbatasan dengan wilayahnya. Faktanya, daerah penyangga Kota Semarang tak kalah menarik baik dari segi potensi pariwisata maupun kemudahan akses bagi para investor yang hendak menanamkan modal atau kapitalnya disana.

Hal ini disampaikan oleh Ngesti Nugraha, Bupati Semarang saat menerima jamuan makan malam dalam perayaan Hari Jadi Himpunan Anak Media (HAM) Jakarta pada (23/11/2021) di Sky View, Kampoeng Kopi Banaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Ngesti menuturkan, ini menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat bagi pemerintah daerah Kabupaten Semarang. “Selama ini orang hanya tahu Kota Semarang. Sementara Semarang ini cukup luas, ditengah Kabupaten Semarang ada Kota Salatiga. Bahkan dari Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga lebih dikenal orang. Padahal potensi kami sangat besar,” ungkapnya.

Kabupaten Semarang sendiri memiliki keunggulan pariwisata, pertanian, perdagangan dan jasa. Dimasa pandemi Covid-19 pariwisata dan pertanian sebagai penopang PAD terbesar pendapatannya terjun bebas. Bahkan, Kabupaten Semarang ekonominya minus 2,26%.

Dan Kabupaten Semarang terus bersolek dan mematut diri untuk merayu investor. Dari sisi infrastruktur, saat ini dan beberapa tahun ke depan sedang ada pengembangan jaln tol dari Kabupaten Semarang – Solo – Yogyakarta – Surabaya.

Kabupaten yang telah mampu memikat 190 perusahaan bersekala besar dan 800-an bersekala kelas menangah ini tak kalah cantik dari sisi potensi pariwisatanya.

“Kabupaten Semarang memiliki 2 lokasi wisata setrategis untuk para investor. Kemudian kami pun berencana memindahkan pusat pemerintahan ke wilayah yang tidak jauh dari Kampoeng Kopi Banaran ini,” Ujar Ngesti Nugraha.

Ada beberapa destiniasi wisata di kab Semarang yang menjadi ikon di antaranya; Candi Gedong Songo—satu kawasan Candi peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra dari abad ke-9 yang ditemukan oleh yang ditemukan oleh Rafles pemerintahan Belanda pada tahun 1804. Lokasinya berada di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah dan berada di ketinggian 1.200 mdpl.

Di kawasan Bandungan, saat ini terus dilakukan pengembangan dan pembenahan infrastrukturnya. “Bersama Kementerian PUPR kami merelokasi pasar tradisional yang membuat kemacetan sedang dibangun menjadi taman. Kemudian rencana selanjutnya merevitalisasi benteng di Ambharawa sebagai destinasi wisata di ambhawara terkait dengan candi Borobudur,” rinci Bupati tentang proyeksi renstra pariwisatanya.

Selain itu ada destinasi kekinian yang menjadi buruan pada generasi milenial yaitu Bukit Cinta dan Kampoeng Kopi Banaran. Tak sekedar mampu mengurai dahaga para milenial untuk memenuhi kebutuhan eksistensinya di ruang media sosial dengan view Rawa Pening.

Dan khusus Kampoeng Kopi Banaran, dari atas ketinggiannya yakni di Sky view wisatawan dapat menikmati panorama 7 gunung sekaligus. Sembari menikmati sajian kopi langsung dari kebun Kampoen Kopi Banaran warisan Belanda, wisatawan dapat menikmati kesejukan udara yang datang dari perbukitan di kawasan wisata ini.

Cukup banyak deretan potensi wisata kekinian untuk di urai dan cukup viral, sebut saja lagi destinasi wisata Dusun Semilir, Sunrise Hill, Umbul Sidomukti, Saloka Park, Desa Wisata Sepakung, dan seterusnya.

Perayaan HUT HAM ke-14 ini didukung penuh oleh Kampoeng Kopi Banaran, Kab. Semarang, ARTOTEL Group, White Horse, Naraya Medical Center, TTC Indonesia, Mc Donalds Indonesia, Indofood, Vicenza, Serena Biscuit, Paxel, Cotta Coffee, B-Clinic, Dermaster, Moayu, ZAP, Celebrity Fitnes, Lois, Ardiles, Bebazzin Aja, Alleira, Teh 63, dan sejumlah hotel serta restaurant.

Related posts